Friday, February 24, 2012

Membangun Lebih Cepat dengan Material Terintegrasi


Fenomena tingginya pertumbuhan properti di negeri ini tak lepas dari pengembangan teknologi material yang terus berevolusi. Berubah cepat mengikuti tingginya permintaan pasar. Tak heran teknologi material bangunan kini semakin terintegrasi. Hal ini untuk mempercepat pekerjaan konstruksi dan mempermudah pengawasan sehingga hasil bangunan lebih dapat dipertanggungjawabkan secara sistematik.
Lihatlah transformasi material atap, dinding, lantai, bahkan pondasi, kini semua bergerak ke arah pengerjaan yang lebih cepat dan praktis. Hal ini termasuk bahan-bahan pendukung seperti perekat dinding, dan pelapisnya semakin mudah diaplikasikan. Tentunya tetap dengan kualitas prima, dan berdaya tahan lama.
Santi Madhuro, Retail Development Manager  Bluescope Lysaght Indonesia mengatakan bahwa kualitas bangunan sangat tergantung kualitas material dan sistem penyusunnya. Untuk atap misalnya, rangka atap baja ringan yang kuat saja tidak cukup, butuh installer/pemasang atap yang handal dan bersertifikat agar bangunan aman secara sistem, dan aman dari keruntuhan saat gempa akibat kegagalan struktur.
Begitu juga dengan dinding dan lantai, Andrianto Gunawan Aan dari CITICON yang memproduksi panel lantai dan dinding fabrikasi mengungkapkan sebagian lantai fabrikasi memiliki spek untuk dijadikan panel atap.  Sedangkan pemanfaatannya bisa maksimal dengan pemasangan yang hanya mensyaratkan minimal air bisa mengalir turun ke bawah, sehingga tidak menggenang di panel tersebut. Kemajuan panel fabrikasi bisa mengubah paradigm bahwa material atap dinding dan lantai haruslah terpisah dalam pengerjaan. Bukannya tak mungkin, 3 proses berbeda nantinya bisa dilakukan dalam timeline kerja yang sama.
Akhirnya, ketika kita menginginkan pemanfaatan material baru dan fabrikasi, ada minimal 4 akibat yang harus diperhatikan, yakni:
1.   Pengerjaan desain bentuk tak lagi terpisah dengan desain struktur. Pengetahuan bahan-bahan baru menjadi sebuah keniscayaan bagi desainer. Desainer posisinya semakin jelas, yakni memetakan masalah-masalah dan pencarian solusi  dalam pembangunan hunian. Kerjasama dengan ahli struktur harus dilakukan sejak mulainya proses pemilihan material untuk desain.
2.   Kekuatan material semakin mudah diketahui sejak awal. Kualitas bangunan bisa dipetakan jauh sebelum bangunan itu berdiri. Dampaknya, harga bangunan tak bisa dimainkan semaunya. Kualitas dan kecepatan pengerjaan adalah keniscayaan yang membuat kontraktor dan desainer nilainya bisa maksimal dimata masyarakat.
3.   Adanya garansi dari pihak produsen untuk material yang mereka produksi membuat konsumen lebih tenang. Desainer dan kontraktor pun dituntut untuk berinteraksi kuat dengan dunia industri untuk mendapatkan jaminan ganti-rugi saat bangunan mengalami kerusakan.
4.  Industri properti semakin memiliki kekuatan yang jelas dalam perekonomian nasional. Nilai aset yang semakin terukur akibat penggunaan material yang terukur secara kualitas membuat kenaikan nilai rumah pertahun jauh lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Proses membangun semakin praktis. Tak perlu lagi keluh kesah, ketika pilihan material struktur dan finishing tidak sejalan. Semua menjadi satu paket, lebih terukur, lebih membuat nyaman.

No comments:

Post a Comment